Senin, April 29

Para sahabat nabi adalah manusia-manusia terbaik; mengapa Syiah mencaci mereka?

Secara alami dan dalam sejarah telah terbukti bahwa sahabat-sahabat nabi adalah orang-orang terbaik yang pernah ada di masa itu. Lalu mengapa Syiah menuduh para sahabat sebagai kafir?

Jawaban:

Jika anda bertanya kepada para pengikut agama nabi Musa as, tentang siapakah sahabat-sahabat nabi terbaik yang mereka kenal? Mereka akan menjawab, “Para sahabat Musa as.” Padahal kita sering membaca dalam Al Qur’an tentang apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabat Musa as saat beliau tidak ada. Bukankah mereka telah murtad di belakang nabi Musa as? Sebagai gantinya Tuhan, mereka menyembah anak sapi.

Nabi Musa as mengajak sahabat terbaiknya dari Bani Israil ke miqat namun karena sifat keras kepala yang dimilikinya, beliau menyebutnya umat yang paling tolol. Ia bertanya kepada Tuhan karena perbuatan tolol sahabatnya itu, “Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?”[1]

Al Qur’an telah menjelaskan sebagian dari sahabat-sahabat nabi Musa as:

“Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya.”[2]

Bahkan Allah swt pernah mencela seluruh sahabat nabi Musa as secara keseluruhan:

“Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.”[3]

Jika anda bertanya kepada pengikut Injil tentang sahabat siapakah yang paling setia? Mereka pasti menjawab sahabat nabi Isa as.

Padahal dalam kitab mereka disebutkan bahwa salah satu dari sahabatnya (hawwariyun) yang telah sengaja menunjukkan di mana nabi Isa as berada lalu dengan demikian beliau ditangkap dan dihukum.[4]

Dengan demikian, kenyataan yang ada berbeda dengan apa yang telah dibayangkan oleh penanya. Yang jelas jika ada sekelompok orang murtad, Allah akan menggantikan mereka dengan hamba-hamba-Nya yang setia. Ia berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”[5]

Kami memohon kepada penanya untuk menelaah lebih lanjut kitab-kitab tafsir yang ada di sekitar anda.

Justru sebenarnya ayat di atas menjadi saksi bahwa ada sebagian orang yang akan murtad. Sebagaimana ayat di bawah ini menjadi saksi bahwa ada sebagian sahabat yang telah murtad saat itu:

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”[6]

[1] Al-A’raf, ayat 155.

[2] Al-Baqarah, ayat 93.

[3] Al-Baqarah, ayat 92.

[4] Awailul Maqalat fil Madzahib wal Mukhtarat, halaman 4.

[5] Al-Maidah, ayat 54.

[6] Ali-Imran, ayat 144.