Sabtu, April 27

Kisah Ahlul Bait

Kisah Ahlul Bait

Sekilas Sejarah Imam Jawad as dan Tragedi Syahidnya Beliau

Imam ke-9 umat Islam Syi’ah adalah Imam Jawad as. Beliau lahir pada tahun 195 Hijiah di kota Madinah. Nama beliau adalah Muhammad, yang dikenal dengan Al-Jawad. Julukan-julukan lain beliau di antaranya adalah Al-Rodhi, At-Taqi dan Al-Muttaqi. Imam Muhammad Jawad berusia 8 tahun saat ayahnya wafat di tahun 203 H. Sepeninggal sang ayah, yaitu Imam Ridha as, beliau yang mejadi Imam umat Islam Syi’ah. Ma’mun si khalifah Bani Abbas, sebagaimana khalifah-khalifah sebelumnya, sangat mengkhawatirkan pengaruh spiritual para Imam Ma’shum as terhadap para pengikutnya. Oleh karena itu mereka sering berupaya mengawasi Aimah as dan bahkan bersiasat untuk menakhlukkan mereka. Salah satu upaya yang dilakukan Ma’mun adalah menikahkan putrinya dengan Imam Jawad as. Pernikahan beliau Ma’mun m...
Hadis & Riwayat Ma'shumin, Kisah Ahlul Bait

Imam Mahdi aj dan Dajjal di depan Ka’bah

Sayid Ibnu Thawus dalam kitab Iqbal meriwayatkan dari Aban bin Muhammad, bahwa pada suatu tahun Imam Shadiq as pergi menunaikan ibadah haji. Saat itu beliau berada di bawah Ka’bah berdoa. Abdullah bin Hasan di sisi kanan, Hasan bin Hasan di sisi kiri, dan Ja’far bin Hasan[1] berdiri di belakang beliau. Pada waktu itu Ibad Abu Katsir Bashri memanggil Imam, “Wahai Abu Abdillah.” Imam diam tidak menjawabnya. Ibad tiga kali memanggil beliau seperti itu namun Imam tidak menjawab. Akhirnya Ibad memanggil beliau dengan menyebut nama, dan berkata, “Hai Ja’far!” Imam pun menjawab, “Wahai Abu Katsir, apa yang kau inginkan? Katakan.” Ibad berkata, “Aku memiliki sebuah kitab yang ditulis di dalamnya bahwa akan ada seorang yang bakal menghacurkan rumah Ka’bah.” Beliau menjawab, “Abu ...
Kisah Ahlul Bait

Cerita bertemunya Imam Zaman aj dengan tukang besi

Ada seorang ahli ilmu ghaib, berhasil mendapatkan ilham untuk mengetahui di mana ia bisa menemukan Imam Zaman aj, yang mana saat itu beliau berada di sebuah pasar. Ia pun bergegas menuju pasar itu. Sesampai di tujuan, ia melihat seseorang yang menurutnya adalah Imam Zaman aj, ia berada bersama seorang pandai besi. Ia melihat si pandai besi itu sepertinya tidak tahu kalau ada Imam Zaman aj di dekatnya, seperti itu yang ia kira. Ternyata perkiraannya salah, karena tak lama kemudian bapak tua si pandai besi itu berkata kepada Imam Zaman aj, "Wahai putra Rasulullah saw, di sini panas sekali. Engkau ingin kubawakan air minum?" Tak lama kemudian ada seorang wanita tua mendatangi pandai besi. Ia berkata kepadanya, "Anakku sakit. Aku perlu uang tujuh Dirham untuk membayar biaya pengobatanny...
Kisah Ahlul Bait

Imam Ali Ridha as dan orang yang meragukannya

Husain bin Umar bin Yazid dulunya termasuk orang yang hanya mempercayai Imamah hanya berlanjut sampai Imam Musa bin Ja’far Al-Kadhim as saja dan tidak mempercayai bahwa Imam Ali Ridha as sebagai Imam. Suatu hari ia bercerita: Pada suatu hari bersama ayahku kami mendatangi Imam Kadhim as. Ayahku menanyakan tujuh pertanyaan. Imam pun menjawab enam pertanyaan tersebut dan tidak menjawab yang ketujuh. Selang beberapa masa, di hatiku aku berkata, aku akan menanyakan tujuh pertanyaan yang sama kepada Ali bin Musa Al-Ridha, jika ia bisa menjawabnya sama seperti ayahnya, aku mempercayainya sebagai Imam setelah ayahnya. Akhirnya aku menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu, dan beliau pun menjawabnya tepat seperti ayahnya. Begitu pula ia tidak menjawab pertanyaan ketujuh. Lalu saat aku ...
Kisah Ahlul Bait

Tragedi Syahidnya Imam Ja’far Shadiq as

Imam Ja’far Shadiq as diracun oleh kaki tangan Mansur Davaniqi hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 148 Hijriah. Ada perbedaan riwayat mengenai tanggal berapa beliau wafat, ada yang bilang pertengahan bulan Rajab dan ada yang menyebutkan tanggal 25 Syawal. Beliau wafat pada usianya yang ke-65. Ketika Mansur Davaniqi menjabat sebagai khalifah dan menyaksikan semakin bertambah banyaknya pegikut Imam Ja’far Shadiq as, ia sering mendatangkan Imam Ja’far Shadiq as ke istananya di Iraq dan sampai lima kali atau lebih beliau mau dibunuh. Tapi karena mukjizat yang disaksikannya, berkali-kali itu pula Mansur mengurungkan niatnya. Syaikh Thusi meriwayatkan dari Salimah, budak Imam Shadiq as, ia berkata: Menjelang akhir hayatnya, aku bersama beliau. Saat itu beliau pingsan. Ketika sadar, be...
Kisah Ahlul Bait

Harga gandum melambung tinggi

Pada suatu hari di Madinah harga gandum dan roti melambung tinggi. Semua orang mulai khawatir dan semampunya mereka membeli gandum untuk disimpan selama mungkin. Banyak juga orang yang tidak mampu dan mereka terpaksa membeli gandum dengan harga yang tinggi untuk kebutuhan sehari-hari. Imam Shadiq as bertanya kepada suruhannya yang bernama Mu’attab, “Seberapa banyak gandum yang kita miliki?” “Cukup untuk beberapa bulan,” katanya. Imam Shadiq as berkata, “Jual gandum-gandum kita ke pasar semuanya.” Mu’attab heran dan bertanya, “Wahai putra Rasulullah saw, bukankah gandum susah didapat di pasaran? Jika kita menjual gandum-gandum ini nanti kita akan kesusahan membelinya kembali.” “Lakukan apa yang kuperintahkan,” kata Imam. Mu’attab pun menjual gandum-gandum tersebut ke pasar dan pulang....
Kisah Ahlul Bait

Satu nasehat

Seseorang dari kalangan Anshar mendesak Rasulullah saw untuk mengatakan sepatah kalimat sebagai nasehat untuknya. Rasulullah saw bertanya, “Jika aku katakan, apakah kau akan mengerjakannya?” Lelaki itu berkata, “Tentu wahai Rasulullah saw.” Beliau bertanya seperti itu sampai tiga kali dan lelaki Anshar menjawabnya dengan jawaban yang sama. Akhirnya Rasulullah saw bersabda, “Jika engkau hendak mengerjakan sesuatu, maka pertimbangkanlah akibatnya. Jika akibatnya baik maka bertekatlah untuk mengerjakannya. Namun jika akibatnya buruk maka tinggalkanlah.” - Wasail Syiah, jil. 2, hal. 457  
Kisah Ahlul Bait

Mengumpulkan ranting di padang pasir

Pada salah satu perjalanannya bersama beberapa sahabatnya, Rasulullah saw singgah di suatu tempat yang tandus gersang. Mereka butuh menyalakan api, oleh karena itu mereka harus mencari kayu dan ranting-ranting di sekitar mereka. Setiap orang berpencar dan mulai mengumpulkan ranting-ranting kecil. Karena susah dan jarang sekali ditemukan, mulanya ranting-ranting dan kayu yang mereka dapatkan terlihat tak berguna. Namun akhirnya setelah sekian lama mereka terus mencari terkumpullah kayu dan ranting yang banyak sekali sehingga bisa mereka bakar malam itu. Melihat fenomena itu, Rasulullah saw bersabda kepada mereka, “Begitulah dosa-dosa yang kadang kita remehkan. Suatu saat dosa-dosa yang remeh akan dikumpulkan menjadi tumpukan dosa yang sangat besar.” - Wasail Syiah, jil. 2, hal. 462
Kisah Ahlul Bait

Pesan terakhir

Ummu Hamidah, ibu Imam Kadhim as dan istri Imam Shadiq as, tengah dirundung duka karena kehilangan suaminya. Abu Bashir salah satu satu sahabat saat itu datang untuk berbela sungkawa atas kepergian Imam Shadiq as. Ummu Hamidah berkata kepada Abu Bashir, “Engkau tidak ada saat beliau memejamkan mata untuk terakhir kalinya. Saat itu ia menyampaikan pesan terakhirnya yang sangat penting.” Abu Bashir menanyakan pesan apakah itu yang sepertinya penting sekali? Ummu Hamidah menceritakan, “Saat itu kedua mata Imam terpejam dan kami sangat mengkawatirkannya. Tiba-tiba ia membuka mata dan berkata agar semua anggota keluarga berkumpul. Kami bergegas mengumpulkan semua sanak keluarga dan kami bersiap-siap mendengarkan pesan pentingnya. Ketika beliau melihat kami sudah berkumpul, beliau berkata, ‘Sy...
Kisah Ahlul Bait

Tetangga baru

Seseorang dari kalangan Anshar membeli sebuah rumah di Madinah lalu tinggal di situ. Namun ternyata ia baru sadar bahwa tetangganya bukanlah orang yang baik. Ia mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw dengan berkata, “Ia adalah tetangga yang tak hanya tidak baik, tapi aku juga khawatir kelak ia akan mencelakakanku.” Kemudian Rasulullah saw mengumpulkan Imam Ali as, Salman, Abu Dzar dan seseorang yang sepertinya Miqdad lalu memerintahkan mereka untuk menyampaikan pengumuman di masjid selama tiga hari, yang berbunyi: “Barang siapa tetangganya tidak aman dari gangguan dan keburukannya maka ia bukanlah orang yang beriman.” Lalu tibalah saat Rasulullah saw menekankan pengumuman itu, seraya mengisyarahkan tangannya ke empat penjuru arah beliau bersabda, “Sampai empat puluh rumah dari setiap ...