Bayangkan anak Anda yang masih kecil menangis dan meronta ingin bermain dengan silet yang tajam namun Anda tidak memberikannya. Mungkin anak itu jengkel dan berkata di hati, betapa ayahnya jahat dan keras kepala, meski sudah menangis berteriak-teriak namun ayah tidak memberikan silet tersebut. Tapi orang dewasa yang melihatnya faham bahwa justru karena ayahnya begitu sayang kepadanya ia tidak membiarkan si anak bermain silet. Jahat ayah itu jika membiarkan anaknya bermain silet. Jadi karena kasih sayang Allah hajat kita tidak dikabulkan atau ditunda dikabulkannya.
Cerita tentang Almarhum Allamah Amini yang terkenal dengan kecintaannya terhadap Ahlul Bait as. Beliau pernah punya hajat yang penting dan berkali-kali berdoa dan berziarah ke Imam Ali bin Abi Thalib as di Najaf sekian lama, namun hajatnya tak kunjung dikabulkan.
Suatu hari di pusara Imam Ali as ia melihat seorang Arab dari pinggiran kota Najaf datang menggendong anaknya yang lumpuh. Tanpa salam tanpa menunjukkan kesopanan, begitu saja ia masuk area makam… Ia memanggil Imam Ali dengan julukannya “Ya Abal Ghauts” (wahai penolong) dan berkata “Ini anakku, sembuhkanlah dia.”
Allamah Amini iba melihatnya namun juga terheran melihat sikapnya yang seakan tidak sopan. Begitu kasihan, anaknya tak berdaya, lumpuh bagai sepotong daging yang tak bergerak. Menakjubkan sekali! Tak lama kemudian tiba-tiba anak itu berdiri. Selangkah dua langkah terlihat kesusahan berjalan, namun setelah itu dia bisa berlari. Ayahnya berjalan keluar mengikutinya. Semua orang terheran-heran lalu mengerumuni mereka dan ingin bertabaruk mencari berkah dari keajaiban tersebut.
Allamah Amini dengan melihat semua itu, menyandarkan kepalanya ke pagar pusara Imam Ali as dan bersedih mengadu. Ia berkata di hati: “Wahai Amirul Mukminin. Buat apa sekian lama aku belajar dan bergelut menimba ilmu agama. Andai aku jadi orang biasa seperti dia pasti hajatku lebih cepat dikabulkan.” Tak lama kemudian ia pergi.
Keesokan harinya ia bermimpi. Imam Ali as datang menghampirinya, dengan nada penuh belas kasih sayang berkata: “Hai Syaikh Abdul Husain, kamu orang yang dekat dengan kami. Hajatmu tak secepat itu dikabulkan supaya kau lebih sering singgah ke rumah kami.”