Berikut ini adalah daftar malam-malam duka di bulan Muharram beserta nama tokoh yang berkaitan dengannya dari malam pertama hingga kesepuluh bulan Muharram:
Malam pertama: Muslim bin Aqil
Muslim bin Aqil adalah syahid pertama dalam peristiwa Karbala. Hanya saja peristiwa kesyahidan Muslim bin Aqil tidak di Karbala, melainkan di kota Kufah, sebelum rombongan Imam Husain as tiba di Karbala. Utusan Imam Husain as syahid setelah menyadari bahwa ternyata penduduk kota Kufah yang mulanya menyurati Imam Husain as menyatakan dukungan kini telah mengurungkan niat dan ganti memusuhi Imam Husain as karena iming-iming duniawi.
Malam kedua: Tibanya rombongan Imam Husain as di Karbala
Imam Husain as beserta rombongannya tiba di Karbala pada hari kedua Muharram tahun 61 Hijriah.
Malam Ketiga: Ruqayyah
Ruqayyah putri Imam Husain as yang berusia 3 tahun saat itu juga dikenal dengan sebutan Fathimah Sughra. Sebenarnya beliau wafat pada tanggal 3 Shafar tahun 61 Hijriah di perjalanan saat rombongan Ahlul Bait yang menjadi tawanan diarak digiring ke Syam (Suriah). Mungkin malam dan hari ketiga Muharram ini diidentikkan dengan Ruqayyah untuk mengenang betapa pilu kepergian putri Husain as sebagai tawanan yang diarak ke Syam pada tanggal 3 Shafar tersebut.
Malam Keempat: Hurr bin Yazid Riyahi
Hurr adalah simbol taubat dan ketulusan. Meski pada mulanya Hurr bersebrangan dengan Imam Husain as, namun kerendah hatian dan kesopanannya terhadap cucu Nabi membuka jalannya untuk bertaubat hingga ia bergabung dengan Al-Husain as, yang akhirnya ia berkorban untuk beliau.
Malam Kelima: Zuhair bin Qain, Habib bin Madhahir, Abdullah bin Hasan…
Malam kelima adalah malam ‘Aza beberapa tokoh dan pahlawan Karbala seperti Zuhair bin Qain, Habib bin Madhahir, Abdullah bin Hasan…
Abdullah putra Imam Hasan as saat itu berusia delapan tahun. Secara tepatnya, ia syahid pada Dhuhur hari Asyura dan termasuk orang-orang terakhir yang syahid sebelum Imam Husain as.
Zuhair bin Qain adalah lambang cinta. Beberapa hari sebelumnya ia takut untuk bertemu Imam Husain as. Namun setelah ia sempat singgah ke kemah Imam Husain as dan melihat tatapan penuh kasih sayang beliau, tatapan itu membekas dan membuatnya berubah drastis sehingga ia rela meninggalkan segalanya demi membela Al-Husain as.
Malam Keenam: Qasim
Qasim adalah putra Imam Hasan as. Ia adalah remaja berusia 13 tahun. Sebelum kesyahidannya, ia bertanya kepada sang paman: “Wahai paman, apakah aku juga akan mendapatkan anugerah Syahadah?”
Imam Husain as membalas dengan pertanyaan sambil memeluknya: “Bagaimana engkau melihat kematian?”
“Kematian lebih manis dari madu,” jawab Qasim.
Malam Ketujuh: Ali Asghar
Kebengisan dan kebejatan musuh Al-Husain as cukup tergambarkan dengan betapa mereka biadab sehingga darah seorang bayi pun halal bagi mereka.
Malam Kedelapan: Ali Akbar
Malam kedelapan diidentikkan dengan kesyahidan putra tertua Imam Husain as yaitu Ali Akbar.
Malam Kesembilan (Tasua): Abul Fadhl Abbas
Malam kesembilan Muharram diidentikkan dengan pengorbanan Abul Fadhl Abbas, sang pembawa bendera pasukan Al-Husain as.
Malam Kesepuluh (Asyura): Imam Husain as
Malam hingga dhuhur hari kesepuluh Muharram adalah puncak tragedi Karbala yang mana cucu Rasulullah saw tinggal seorang diri dibantai dan dipenggal kepalanya oleh srigala-srigala gurun Karbala.
Referensi: beytoote.com