Tanggal 21 atau 24 bulan Dzulhijjah dikenal dengan Hari Mubahalah. Mubahalah adalah sebuah peristiwa bersejarah yang menakjubkan yang pernah terjadi pada tanggal 21 atau 24 Dzulhijjah tahun 9 atau 10 Hijriah di Madinah. Inti dari peristiwa itu adalah pembuktian kebenaran kenabian Rasulullah saw terhadap kaum Nasrani Najran yang akhirnya dengan pembuktian itu sebagian dari kaum Nasrani Najran mengakui kebenaran dan memeluk Islam. Selain itu dengan peristiwa ini terbukti betapa istimewa kedudukan Ahlul Bait as yakni orang-orang terdekat beliau, yaitu Ali bin Abi Thalib, Fathimah Azzahra, Hasan dan Husain bagi sang nabi.
Sejarah Peristiwa Mubahalah
Peristiwa Mubahalah adalah salah satu peristiwa penting di awal-awal permulaan Islam yang membuktikan kebenaran dakwah Rasulullah saw.
Selain sebagai bukti kebenaran risalah Nabi Muhammad saw, peristiwa Mubahalah juga merupakan bukti fadhilah/keutamaan Ahlul Bait as.
Ayat 61 surah Ali Imran bercerita tentang Mubahalah. Allah swt berfirman:
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
Syiah berkeyakinan, dalam peristiwa Mubahalah, Imam Ali as bagi Rasulullah saw berkedudukan sebagai “diri kamu (Muhammad)” dalam ayat di atas) dan bahkan jiwa Rasulullah saw. Oleh karena itu Mubahalah diyakini sebagai salah satu bukti keutamaan Imam Ali as yang mana rincian kejadian Mubahalah disebutkan secara jelas dalam referensi-referensi Syiah dan Ahlu Sunnah.
Berdasarkan catatan sejarah, setelah Rasulullah saw melaksanakan dialog dengan kaum Nasrani Najran, mereka tetap tidak mau mengimani beliau. Akhirnya beliau menawarkan mereka untuk ber-Mubahalah; yakni kedua belah pihak meminta Tuhan menurunkan laknat dan kutukan-Nya kepada pihak yang batil. Mereka pun menerima ajakan beliau. Namun di hari-H, begitu mereka melihat Rasulullah saw membawa Ahlul Bait bersamanya, mereka mundur.
Mengenai tanggal tepatnya kejadian Mubahalah, ada beberapa perbedaan pendapat. Namun yang masyhur disebutkan adalah tahun 10 Hijriah tanggal 24 Dzulhijjah adalah hari peristiwa Mubahalah. Oleh karena itu dalam kitab-kitab doa kita banyak disebutkan amalan-amalan dan doa di hari ke-24 bulan Dzulhijjah.
Zamakhsyari menulis dalam Al-Kasyaf halaman 368-369:
Uskup Nasrani Najran dalam peristiwa Mubahalah berkata: “Jika kebenaran bukan di pihak Muhammad, dia pasti tak akan membawa orang-orang yang paling ia cintai. Kalau begini, kalau kita teruskan ber-Mubahalah, maka tidak sampai setahun tidak akan satu orang Nasrani pun tersisa di muka bumi.”
Dalam riwayat lain dikutip perkataannya: “Aku melihat wajah-jawah yang jika mereka meminta Tuhan untuk mencabut gunung dari akarnya pasti saat itu juga gunung akan tercabut. Maka jika kalian ber-Mubahalah, kalian akan binasa dan tidak akan ada satu Nasrani di muka bumi yang tersisa.”
Sumber: Wikishia