Jumat, Januari 24

Hadis Manzilah – Hadis Kedudukan Ali bagi Nabi bagai Harun di sisi Musa

Dalil lain yang menunjukkan khilafah Ali as adalah hadis manzilah. Hadis manzilah merupakan hadis yang paling masyhur yang disabdakan oleh Nabi dan para sahabat beliau meriwayatkan hadis tersebut.

Ibn Asakir dalam kitab Tarikh Dimasyq[1] meriwayatkan hadis ini dari tiga puluh dua orang sahabat melalui jalan dan sanad yang berbeda.

Dari hadis ini terdapat indikasi-indikasi (qarain) yang dapat digunakan. Sabda mulia ini telah berulang-ulang disampaikan oleh Nabi, tetapi yang paling masyhur di antaranya adalah yang disampaikan pada ghizwah Tabuk (ghizwah adalah [ekspedisi] perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw—SZ).

Pada ghizwah Tabuk, Nabi saw yang memimpin dan mengomandani laskar kaum muslimin. Laskar yang dikomandani oleh Nabi bergerak dari Madinah, sedangkan Ali ditinggal di Madinah sebagai wakilnya.

Perang Tabuk merupakan perang yang di dalamnya Imam Ali tidak menyertai Nabi saw. Oleh sebab itu, sangatlah sukar baginya untuk tinggal di Madinah sementara Nabi berangkat ke medan laga.

Tatkala pasukan beranjak meninggalkan Madinah, Ali datang menghadap kepada Nabi saw dan berkata, “Apakah engkau meninggalkan aku di Madinah bersama para wanita dan anak-anak?” Dalam menjawab pertanyaan Ali, Nabi bersabda:

“Apakah engkau tidak rida kedudukanmu bagiku laksana kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku?”[2]

Kita jumpai dalam Alquran bahwa hubungan Harun bagi Musa memiliki lima relasi: saudara, mitra dalam kenabian, wazir dan penolong, pendukung[3]; khalifah dan washi.[4]

Oleh karena itu, Ali juga memiliki lima relasi dengan Nabi saw lantaran ia memilih Ali dan bersabda, “Engkau adalah saudaraku dunia dan akhirat.”97 Ia adalah mitra Rasulullah dalam menyampaikan pesan Ilahi, lantaran Nabi bersabda, “Tidak ada yang menyampaikan pesan Ilahi kecuali aku dan Ali.”98 Ali adalah wazir Nabi saw karena Nabi bersabda, “Ali adalah wazirku.”99 Ali adalah penolong Nabi saw lantaran Allah Swt menolong Nabi dan Ali.100 Dan Ali adalah khalifah Rasulullah saw karena Nabi memilih Imam Ali sebagai khalifahnya.[5]

[1] Faraidh al-Simthain, jil. 1, hal. 306 hingga 394 dan 336 hingga 356, bab 16, hadis ke-65.

[2] Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal, jil. 1, hal. 177; Al-Shawaiq al-Muhriqah, hal. 178, hadis pertama; Faraidh al-Simthain, jil. 1, hal. 122, bab 21, hadis ke85 hingga 89; Kanz al-‘Ummal, jil. 13, hal. 158, hadis ke-9 dan 36488; Tarikh Dimasyq, jil. 3, hal. 145, hadis ke-150; Manaqib Ibn Maghazali, hal. 27 hingga 37, hadis ke- 40 hingga 55.

[3] “Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku. (Yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan ia kekuatanku. Dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku. (QS. Thaha [20]:29 – 32)

[4] “Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun, ‘Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah engkau mengikuti orangorang yang membuat kerusakan.’” (QS. Al-A’raf [7]: 142)

[5] Kanz al-‘Ummal, jil. 13, hal. 131, hadis ke- 36419 dan Tarikh Thabari, jil. 2, hal. 62.

Sumber: Buku GHADIR KHUM – Kajian Kritis Berdasarkan Riwayat Ahlusunnah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

48 + = 58