Kamis, Februari 13

Beberapa hukum fikih shalat jum’at yang perlu diketahui

Di jaman ghaibnya imam Ahlul Bait as, adalah wajib takhyiri, yang artinya boleh memilih antara melaksanakan shalat jum’at atau shalat dhuhur. Jika sudah melaksanakan shalat jum’at, tidak perlu lagi melaksanakan shalat dhuhur, langsung saja setelahnya melaksanakan shalat ashar.

Yang wajib

Shalat jum’at dua raka’at seperti shalat subuh, hanya bisa berlangsung minimal dilaksanakan oleh lima orang dan dimulai dengan dua khutbah yang disampaikan sendiri oleh imam jum’at.

Yang mustahab

  • Dalam shalat jum’at dimustahabkan untuk:
  • Imam membaca surah Al-Fathihah dan surah lain setelahnya dengan suara kencang (jahr) oleh imam jum’at.
  • Membaca surah Al-Jumu’ah seusai surah Al-Fathihah pada raka’at pertama oleh imam jum’at.
  • Membaca surah Al-Munafiqun seusai surah Al-Fathihah pada raka’at kedua oleh imam jum’at.
  • Melaksanakan dua qunut, yang pertama di raka’at pertama sebelum ruku’ dan yang kedua di raka’at kedua seusai ruku’.

Syarat-syarat shalat jum’at

  • Seluruh syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk shalat jama’ah juga harus dipenuhi untuk shalat jum’at.
  • Harus dikerjakan secara berjama’ah dan tidak sah jika dikerjakan sendiri-sendiri (munfarid).
  • Minimal jumlah orang yang melaksanakan shalat jum’at adalah lima orang (sudah termasuk imam).
  • Jika ada dua shalat jum’at, jarak tempat antara keduanya minimal satu farsakh (kurang lebih 5 km).

Tugas-tugas imam jum’at saat menyampaikan khutbah

  • Mengucap pujian kepada Allah swt.
  • Mengucap salam dan shalawat kepada Rasulullah saw dan para imam maksum as.
  • Menyeru umat kepada ketakwaan dan menghindar dari dosa.
  • Membacakan sebuah surah pendek Al-Quran.
  • Memohonkan ampun untuk para mukminin dan mukminat.
  • Membicarakan masalah-masalah penting terkait kehidupan sosial umat Islam, termasuk perkara spiritual hingga politik, ekonomi dan kondisi jaman saat ini.

Tugas-tugas para pelaksana shalat jum’at

  • Para jama’ah wajib mendengarkan khutbah jum’at dengan seksama.
  • Tidak diperbolehkan ngobrol yang apa lagi membuat khutbah jum’at tidak didengar.
  • Duduk menghadap imam jum’at saat menyampaikan khutbah.