Seorang Imam dinobatkan agar kebatilan dan kezaliman terhapuskan dari tengah-tengah umat manusia. Lalu mengapa dengan adanya kekhilafahan Ali bin Abi Thalib tetap saja ada kezaliman?
Jawaban:
Allah swt mengutus para nabi pun juga untuk tujuan ini. Ia berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.”[1]
Kini pertanyaannya adalah, apakah tujuan tersebut telah tercapai meski sedemikian para nabi telah diutus? Jawaban anda berkenaan dengan para nabi adalah jawaban kami berkenaan dengan para Imam.
Tugas para Imam bagi kami tidak seperti khalifah yang telah kalian pilih sesuka hati; tugas para Imam adalah tugas para nabi, hanya saja para Imam tidak menerima wahyu. Para Imam menjawab segala macam permasalahan-permasalahan dan syubhat-syubhat dari para penentang mereka. Yang lebih penting lagi, adanya seorang Imam yang telah dipilih Tuhan di tengah-tengah umat manusia adalah menyempurnakan Hujjah atas mereka sehingga manusia tidak memiliki alasan jika mereka berbuat salah.
Saat Imam Ali as menjadi khalifah, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan tugas tersebut.
Sebagai penutup, saya ingin bertanya, manakah dari dua konsep di bawah ini yang sekiranya dapat berguna untuk menyampaikan umat manusia kepada kebahagiaan hakiki?
- Dipilihnya seorang Imam oleh Tuhan, melalui perantara para nabi, yang mana mereka terjaga dari segala kesalahan.
- Dipilihnya seorang khalifah oleh manusia biasa yang tidak menjamin kebenaran seorang khalifah.
[1] Al Hadid, ayat 25.