Dengan ungkapan di atas terasa jelas bahwa penanya tidak tahu banyak tentang mazhabnya sendiri. Sepertinya juga tidak pernah membaca bahwa masalah kemurtadan sahabat ada dalam kitab Shahihain milik mereka sendiri.
Bukhari dan Muslim dalam Shahih nya berkata:
“Waktu itu aku berada di telaga Kautsar, ada sekelompok dari sahabat-sahabatku ingin memasukinya, namun mereka dicegah untuk itu. Aku berkata “mereka adalah sahabat-sahabatku”, lalu terdengar suara menjawab “engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka menciptakan banyak bid’ah di agamamu.”[1]
Banyak sekali riwayat-riwayat serupa yang dapat anda temukan dengan kandungan yang sama.
Apakah Syiah mengkafirkan sahabat? Ataukah penulis kitab-kitab tersebut?
Syiah tidak pernah mengkafirkan para sahabat yang kebanyakan dari mereka telah memba’iat Ali bin Abi Thalib sepeninggal Rasulullah saw dan tetap berada dalam bai’at tersebut. Adapun sahabat-sahabat lainnya yang kita tidak terlalu mengenal mereka, kita hanya berprasangka baik. Sedang para sahabat yang telah melanggar bai’atnya, hukumnya jelas dalam Islam.
[1] Shahih Bukhari, jilid 9, Kitab Al Fitan, halaman 46; Ibnu Atsir, Jami’ Al Ushul, jilid 11, kitab Al Haudh, halaman 12, nomor 7972.