Senin, Desember 9

Mengapa sahabat-sahabat nabi yang hadir di Ghadir Khum diam saja?

Mengapa sahabat-sahabat yang pernah hadir dalam peristiwa Ghadir dan juga membai’at Ali di hari itu kini tidak protes saat melihat kekhilafahan Ali dirampas oleh orang lain?

Jawaban:

Sepertinya penanya tidak pernah banyak membaca mengenai sejarah Islam. Dari mana ia tahu bahaw para sahabat tidak memprotes perampasan kekhilafahan itu?

Saya di sini tidak ingin menyebutkan terlalu banyak contoh; hanya beberapa saja perlu saya sebutkan.

Coba kita merujuk pada kitab Al Ghadir. Di situ ada 22 perdebatan para sahabat dan Tabi’in seputar masalah itu.[1]

Yang paling seru saat hubungan Mu’awiyah dengan ‘Amr bin ‘Ash mulai renggang. Putra ‘Ash saat menjawab surat Mu’awiyah berkata:

“Celaka engkau wahai Mu’awiyah… Sungguh Rasulullah Saw telah bersabda di hari Ghadir: “Barang siapa menjadikan aku sebagai walinya, maka jadikanlah Ali sebagai walinya. Ya Tuhan, sertailah orang yang menjadikannya wali dan musuhilah orang yang memusuhinya serta tolong orang yang menolongnya dan hinakanlah orang yang menghinanya.”[2]

Tunggu sebentar, sepertinya dengan membaca pertanyaan penanya ini terlintas di pikiran saya bahwa dipikirnya sahabat tidak pernah berbuat salah dan suci dari dosa. Ia pikir semua sahabat pasti mentaati Rasulullah Saw. Padahal Rasulullah Saw di akhir hayatnya berkata, “Berilah aku pena dan kertas agar aku dapat menuliskan wasiat untuk kalian dan supaya kelak kalian tak akan tersesat.” Lalu sekelompok orang tidak menjalankan perintah Rasulullah Saw tersebut.[3]

[1] Al Ghadir, jilid 1, halaman 422-327.

[2] Manaqib Al Khwarazmi, halaman 199, hadits 240.

[3] Shahih Bukhari, hadits 114.