Selasa, April 30

Tingkat kebutuhan hidup manusia

Kebanyakan motivasi dapat dikategorikan secara meluas berdasarkan keterkaitannya antara satu dengan sama lain. Di antara metode-metode pengkatageorian yang ada, ada dua metode yang paling populer. Metode pertama mengkategorikan kebutuhan-kebutuhan dan motivasi berdasarkan tingkat prioritas. Kebutuhan-kebutuhan tingkat pertama seperti rasa haus dan lapar, yang mana mereka berkaitan dengan kebutuhan biologis manusia. Adapun kebutuhan-kebutuhan tingkat kedua adalah kebutuhan-kebutuhan yang tidak berkaitan langsung dengan biologis manusia. Henry Murray, seorang psikolok masyhur, adalah peneliti pertama yang berbicara tentang kebutuhan manusia untuk berkembang dan mendefinisikan kebutuhan sebagai kemampuan diri untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, menembus rintangan-rintangan yang menghadang serta meningkatkan potensi dan kemampuan diri. Murray mengkategorikan kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi dua kategori, yang pertama dua belas macam kebutuhan biologis, dan yang kedua adalah dua puluh enam kebutuhan psikis manusia.

Dalam metode kedua, kebutuhan-kebutuhan juga dikategorikan menjadi dua macam: kebutuhan untuk mendapatkan dan kebutuhan untuk menghindari. Kebutuhan macam pertama adalah kebutuhan yang sifatnya positif, seperti rasa lapar; adapau kebutuhan macam kedua bersifat negatif, seperti rasa sakit. Abraham Maslow mengutarakan satu gagasan yang menarik dalam mengkategorikan kebutuhan-kebutuhan manusia. Menurutnya, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dikategorikan atas dasar tingkatannya (teorinya yang dikenal dengan piramida kebutuhan Maslow—pent.) Ketika kebutuhan-kebutuhan tingkat pertama manusia terpenuhi (kebutuhan biologis), maka kebutuhan-kebutuhan lainnya yang berada di tingkata lebih tinggi akan bermunculan. Urutannya adalah dari bawah ke atas. Tingkatan-tingkatan kebutuhan tersebut adalah:

  1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan akan hubungan, cinta dan kasih saying
  4. Kebutuhan akan kemuliaan
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Sering kalinya kita tidak mencapai tingkatan tertinggi kebutuhan, yakni masih ada kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi.[1]

[1] Anggize va Syakhsiyat (Motifasi dan Kepribadian), Abraham Maslow, halaman 82 – 84.