Salah satu cara lainnya untuk menghadapi tekanan jiwa adalah tawakal dan berserah diri kepada Allah swt. Tawakal adalah sifat yang bersumber dari keyakinan seseorang akan qadha dan qadar Ilahi serta tauhid af’ali.
Manusia harus memahami bahwa segala daya dan usaha, serta pengaturan yang ia lakukan dalam hidupnya, berada di bawah kuasa pengaturan dan sunnah Tuhan, sunnah yang tidak akan pernah berubah.[1]
Tawakal adalah, manusia tidak boleh sombong dengan pengaturan dan perencanaannya dalam hidup, takdir Allah juga harus harus diingat keberadaannya, dan ketika usahanya tidak berhasil, janganlah bergundah hati dan kesal.
“Aku menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah maha melihat hamba-hamba-Nya.”[2]
Namun tawakal tidak boleh disalah artikan menjadi pasrah tanpa usaha dan membiarkan perkara kita terbengkalai begitu saja. Karena manusia tidak akan mendapatkan sesuatu tanpa ia berusaha untuk mendapatkannya.[3] Dan Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum itu sendiri tidak bergegas untuk merubah pola dan prilakunya.[4]
[1] Al Fathir, ayat 43: “Maka kalian tidak akan menemukan perubahan dalam sunnah Allah.”
[2] Al Ghafir, ayat 44.
[3] An Najm, ayat 39.
[4] Ar Ra’d, ayat 11.