Senin, Desember 9

Antara menjalankan tugas dan hasilnya – Manajemen stress dalam Islam

Dalam agama ini kita diajarkan untuk berkonsentrasi pada penjalanan tugas, fokus mengerjakan taklif, bukannya galau dan mengkhawatirkan / over thinking akan hasil-hasil yang bakal kita dapat dari apa yang sudah kita kerjakan.

Manusia dalam hidup ini memiliki tugas dan kewajiban,[1] dan itu pun seseuai dengan kadar kemampuannya.[2]

Allah swt befirman:

لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا

“Seseorang tidak dibebani (taklif) melainkan menurut kadar kesanggupannya.” (QS Al Baqarah ayat 233)

Dalam keadaan ini, mungkin salah satu faktor yang memicu stres adalah ketika seseorang sudah merasa berusaha namun ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Kebanyakan orang pun selalu gelisah saat menjalankan tugasnya, apakah ia akan meraih tujuannya ataukah tidak.

Namun Al Qur’an mengajarkan kita suatu cara agar kita tidak terjerat dalam masalah ini. Yaitu kita hanya perlu berkonsentrasi dalam penjalanan tugas, dan saat kita tidak berhasil meraih tujuan kita, kita tidak boleh kehilangan semangat atau bersedih, karena kita telah menjalankan tugas kita, berhasil atau tidak, kita serahkan kepada Tuhan.

Oleh karena itu orang yang beriman selalu merasakan ketenangan di manapun mereka berada dan kapanpun juga, karena ia telah menajalankan kewajiban dan tugasnya tanpa perlu risau ia akan berhasil atau tidak. Mungkin inilah yang disebut dengan Tawakkal, berserah diri kepada Allah swt.

[1] Ushul e Behdasht e Ravani, Sayid Abul Qasim Husaini, halaman 74.

[2] Al Baqarah, ayat 233.