Imam Ali as dan Fathimah Azzahra as adalah suami istri tauladan bagi kita semua. Cerita ini sangat menarik dan dapat diambil banyak pelajaran darinya.
Saat baru memulai hidup bersama, Imam Ali as dan Fathimah Azzahra as meminta pendapat Rasulullah saw tentang pembagian tugas mereka dalam rumah tangga. Rasulullah saw akhirnya menyarankan agar Fathimah Azzahra as mengerjakan segala pekerjaan yang ada di dalam rumah dan Imam Ali as mengerjakan segala yang di luar rumah. Mereka berdua pun sangat senang dengan saran sang nabi dan menjalankannya.
Keadaan itu terus berlangsung hingga mereka berdua memiliki anak. Semenjak memiliki anak, Fathimah Azzahra as mulai kerepotan dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan di dalam rumah. Imam Ali as pun tidak tega dengannya, dan menyarankannya untuk pergi menemui Rasulullah saw dan membicarakan keadaannya.
Saat ingin menemui Rasulullah saw, Fathimah Azzahra melihat beliau selalu sibuk dengan tamu-tamunya dan akhirnya memutuskan kembali ke rumah karena malu membicarakan hal itu kepada sang nabi.
Rasulullah saw sempat melihat putrinya beberapa kali dan menyadari bahwa pasti ada yang hendak dibicarakannya. Lalu keesokan harinya sang nabi datang ke rumah Imam Ali as.
Saat mengetuk pintu dan mengucap salam, sekali dan dua kali beliau tidak mendengarkan jawaban. Namun kali ketiga beliau mendengar jawaban salam dan akhirnya masuk menemui Fathimah Azzahra as.
Putri beliau masih saja malu mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan. Akhirnya Imam Ali as sendiri yang menjelaskan keadaan putri nabi bahwa ia mulai kerepotan dan membutuhkan seorang pembantu.
Rasulullah saw ingin kehidupannya dan juga keluarganya tidak lebih tinggi dari kehidupan umatnya, yang mana saat itu umat beliau berada dalam kemiskinan dan kesusahan. Oleh karena itu sebagai alternatif beliau mengajarkan suatu dzikir kepada Fathimah Azzahra as dan berkata, “Saat hendak tidur, ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali. Itu jauh lebih baik dari keberadaan seorang pembantu untuk kalian.”
Mendengar ajaran beliau, Fathimah Azzahra as dan Imam Ali as merasa senang dan menerima saran beliau.