Jumat, Januari 24

Imam Ali as dan pengaduan seorang istri

Saat Imam Ali as menjadi khalifah, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi berbagai tempat untuk melihat kondisi masyarakat.

Di jam-jam istirahatnya, saat ia berpeluh keringat di siang hari hendak kembali ke tempat kerjanya, seorang perempuan mendatangi Imam Ali as lalu mengadukan perilaku suaminya yang zalim.

Ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, suamiku sungguh zalim, ia mengusirku dan mengancam akan memukulku jika aku kembali ke rumah.”

Karena merasa lelah, Imam Ali as berkata, “Bagaimana jika engkau datang kepadaku di sore hari?”

Wanita itu terlihat galau. Imam pun merasa tidak patut untuk menunda urusan wanita yang mengaku dizalimi tersebut. Akhirnya imam berkata, “Di mana rumahmu?”

Sang wanita menunjukkan rumahnya dan ia bersama Imam Ali as datang ke rumah tersebut.

Sesampai di rumah itu, Imam Ali as mengetuk pintu. Setelah dibuka, lelaki muda yaitu suami wanita tersebut berkata, “Siapa engkau wahai orang tua?” Ia tidak mengenal siapa yang datang kepadanya saat itu.

Imam menjawab, “Istrimu mengaku engkau telah berbuat zalim kepadanya dan aku ingin ber-amara ma’ruf nahi munkar (ingin mengingatkanmu).”

Lelaki berkata, “Apa urusanmuu dengan apa yang aku lakukan terhadap istriku? Karena perlakuannya ini (karena istriku mengadu padamu) nanti aku akan membakar wanita ini hidup-hidup!”

Imam Ali as dengan nada keras berkata, “Siapa dirimu ingin membakar seorang manusia hidup-hidup…?”

Terdengar sedikit ribut, orang-orang berkerumun dan mengucapkan salam kepada Amirul Mukminin dan bertanya-tanya ada apa gerangan.

Melihat semua orang menyebut-nyebut “Amirul Mukminin”, lelaki zalim tersebut memohon maaf dan ketakutan.

Akhirnya Imam Ali as pun berkata kepada istri lelaki tersebut, “Kini kembalilah ke rumahmu. Tapi jangan membuat suamimu marah sehingga berbuat seprti itu lagi.”