Selasa, April 30

Mengenal Sayyidah Fathimah Ma’shumah

Nama beliau adalah Fathimah, dan julukan yang paling dikenal adalah Ma’shumah. Ayahnya adalah imam ketujuh umat Syiah, Imam Musa bin Ja’far as, sedang ibunya adalah Najmah Khatun. Ibu itu juga merupakan ibu dari imam kedelapan. Oleh karena itu, Fathimah Ma’shumah adalah saudari Imam Ali Ar Ridha as.

Beliau dilahirkan pada tanggal 1 Dzulqa’dah tahun 173 H. di Madinah. Tak lama setelah kelahirannya, ia tertimpa musibah kepergian ayah tercinta di penjara Harun Ar Rasyid di Baghdad. Oleh karena itu, ia diasuh dan dibesarkan oleh saudaranya sendiri, Imam Ali Ar Ridha as.

Pada tahun 200 H., Imam Ali Ar Ridha as dipaksa untuk pergi ke tempat yang terasing di Marv oleh khalifah masa itu, Ma’mun Abbasi. Imam tanpa membawa siapapun dari keluarganya pergi menuju Marv dan tinggal di sana.

Setahun setelah itu, Fathimah Ma’shumah merasa rindu dengan kakaknya dan bertekad pergi menyusul ke Marv, propinsi Khurasan, Iran, bersama sanak saudaranya. Di setiap kota mereka berhenti, mereka selalu mendapatkan sambutan yang meriah. Dalam perjalanannya itu, Fathimah Ma’shumah bagaikan Zainab menyebarkan berita kezaliman khalifah terhadap kakaknya yang diasingkan di Marv. Dengan demikian ia menunjukkan ketidak relaannya terhadap kekhalifahan Bani Abbas.

Oleh karena itu, saat Fathimah Ma’sumah sampai di salah satu kota yang bernama Sava, ia dan rombongannya berhadapan dengan utusan-utusan khalifah dan akhirnya mereka bertikai dan seluruh lelaki di rombongan itu mati terbunuh. Bahkan ada yang menukilkan bahwa Fathimah Ma’shumah juga diracun dalam peristiwa itu.

Entah karena sakit akibat racun ataukah murungnya beliau, beliau tidak mampu melanjutkan perjalanannya ke Khurasan. Ia mendengar ada sebuah kota yang bernama Qom di dekat situ dan ingat bahwa ayahnya pernah berkata Qom adalah pusat umat Syiah. Beliau menuju Qom untuk singgah di sana. Penduduk Qom pun mendengar kabar tersebut dan mereka menyambut beliau dengan luar biasa. Musa bin Khazraj tokoh keluarga As’ari menjamu Fathimah Ma’shumah dan mempersilahkannya tinggal di rumahnya.

Fathimah Ma’shumah tinggal selama 17 hari di kota itu dan menghabiskan hari-harinya dengan ibadah dan berdoa. Akhirnya pada hari ke-10 Rabi’ul Tsani, menurut riwayat lain tanggal 12 Rabi’ul Tsani, tahun 201 H., beliau meninggal dunia dalam menanam rindunya kepada sang kakak. Ia menutupkan matanya di keterasingan tanpa kakak tercintanya.

Saat kubur telah disiapkan, mereka bingung siapakah yang harus menguburkan jasad mulianya? Akhirnya datang dua orang penunggang kuda yang wajahnya tertutupi. Salah satunya turun ke dalam liang lahat dan salah satunya mengangkat jasad beliau untuk diturunkan ke dalam kubur. Setelah upacara pemakaman usai, mereka berdua pergi tanpa berbicara kepada siapapun.

Setelah itu, Musa bin Khazraj membuat pelindung makam dengan kain agar tak terkena terik matahari. Pada akhirnya, di tahun 256, datanglah Zainab putri Imam Jawad as lalu ia membangun kubah bagi makamnya. Dengan demikian kota Qom menjadi tempat berziarah para pecinta Ahlul Bait dan perindunya.